Amber of spyglass



Judul : Amber of spyglass
Penulis : Phillip Pullman
Format : Buku
Penerbit : Gramedia
Bahasa : Indonesia


Mrs.Coulter sengaja membuat Lyra tertidur, dan membiarkannya terus bermimpi memanggil-manggil nama Roger dan Will. Mereka berdua tinggal di gunung Himalaya. Hanya berdua, jauh dafi tempat penduduk pribumi tinggal. Dan mengaku bahwa dia sedang bersemedi. Adalah Ama seorang gadis kecil yang mengantar makanan untuk Mrs. Coulter, anak dari penduduk terdekat. Yang sering mendengar kisah dari Mrs.Coulter.

Sementara itu di Magisterium, semua petinggi berkumpul untuk menentukan langkah terkait berita kehancuran yang disebabkan oleh seorang anak, yaitu Lyra. Salah seorang saksi mata menjabarkan banyak hal tentang penyihir dan Lord Asriel yang memiliki tujuan sendiri.


Semenjak pisau gaib membuka jalan yang begitu banyak antar dunia, mengakibatkan es di kutub utara meleleh. Membuat Iorek dan kawanannya berpikir harus mengungsi. Dan ke Selatan adalah tujuan mereka, juga karena ingin membebaskan Lyra.


Will, bersama Balthamos berjanji akan membantunya membebaskan Lyra dan juga membantu mereka untuk memperbaiki dunia yang mulai hampir hancur karena banyaknya lubang menuju dunia paralel lainnya.


Di lain sisi, seorang wanita yang diramal akan mejadi sosok penggoda yang akan membantu Lyra menghancurkan dunia, berada dalam perjalanan dari satu dunia ke dunia yang lain. Yang sejajar, bertemu dengan makhluk lain. Mempelajari bagaimana cara mereka hidup dan lain-lain.


Iorek dan Will sampai di kutub selatan. Saat itu Ama yang sedang bermain melihat mereka. Dan bersama-sama mereka berdua berusaha untuk menolong Lyra dari Mrs.Coulter. Sementara itu Serafina Pekkala tengah menyusun rencana setelah kematian saudaranya yang mengenaskan.



Ada banyak alat-alat yang digunakan dalam novel ini, salah satunya Althiometer yang berbentuk bulat seperti jam, dengan sisi pinggirnya berisi gambar/simbol serta di bagian tengahnya terdapat jarum penunjuk. Lyra menggunakan alat tersebut untuk mengetahui kondisi apapun yang sesuai dengan yang ditanyakan, namun bukan alat cenayang yang mengetahui segalanya. Alat itu sesuai fungsinya hanya untuk menolong satu hal dalam proses yang sedang dilakukan oleh Lyra atau siapa saja yang membacanya.


Ada juga alat yang digunakan dalam komunikasi sahabat Lord Asriel, dengan teknologi bernama Resonator Magnet :

"...ahli teologia percobaan, mengetahui apa yang disebut sebagai keterkaitan kuantum. Artinya dua partikel bisa memiliki kesamaan properti, jadi apa pun yang terjadi pada satu partikel, terjadi juga pada partikel lain pada saat yang bersamaan, tidak peduli seberapa jauh jarak di antara mereka. Well, di dunia kami ada cara untuk mengambil batu magnet biasa dan mengaitkan semua partikelnya, kemudian membelahnya menjadi dua sehingga kedua bagian bergetar bersamaan. Potongan lain batu magnet ini ada pada Lord Roke, komandan kami(sahabat Lord Asriel). Sewaktu kumainkan potongan yang ini dengan busurku, potongan yang lain menghasilkan suara yang tepat sama, dan kami pun berkomunikasi."


Sementara itu, pisau gaib yang digunakan dengan lihai oleh Will, juga merupakan alat yang sama yang digunakan untuk berpindah dunia. Pisau inilah yang dapat merobek batas antara satu dunia dengan dunia lain, dunia paralel. Yang kondisi dan batasannya bahkan tak terlihat mata, hanya Will yang dapat mengetahui batasannya melalui sentuhan tangan. Semakin banyak lubang yang tercipta, mengakibatkan kehancuran di dunia lain. Bahkan, dunia kematian, dalam novel ini, juga merupakan dunia yang sejajar dengan dunia yang kita huni.


Pertempuran tidak dapat terelakkan antara Magisterium dan pihak Lyra serta Lord Asriel. Magister sendiri berpikir bahwa Debu adalah hal yang tidak dapat hilang dari manusia. Sebenarnya saya masih belum memahami konsep debu ini, kalau yang saya sedikit saja tangkap dari novel ini, debu itu semacam dosa bawaan, mungkin. Yang saat itu keberadaannya sangat tabu dan dirahasiakan. Tapi, para ilmuwan banyak yang mencari tahu tentangnya. Konsep ini dijelaskan dalam ilmu teologi yang sayangnya masih belum saya pahami.


Seperti dua buku sebelumnya dalam trilogi His Dark Material ini, buku terakhir memberikan jawaban yang panjang tentang banyak hal terhadap ilmu pengetahuan dan juga eksistensi ketuhanan dalam teologi. Meskipun akhirnya banyak tambahan peran yang membuat agak sulit mengingat nama satu persatu. Tapi sejauh ini, buku ini masih menjadi favorit saya.

Postingan Terkait